Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional ( RSBI )
Memang menyenangkan jika kita masuk sekolah yang sudah memiliki status RSBI apalagi SBI. Kelasnya pasti bagus, gurunya mengajar menggunakan media pembelajaran yang berbeda dengan kelas reguler. Proses belajar mengajar menyenangkan sebab siswa yang harus aktif, banyak menggunakan teknologi baik hardwarenya maupun softwarenya. Siswanya juga banyak yang “melek” Teknologi. Hal ini akan jauh berbeda jika kita lihat kelas biasa ( reguler ). Juga guru akan menggunakan dua bahasa.Bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Pasti siswa akan bangga sekali, sebab akan terbiasa menggunakan bahasa internasional.
Guru akan mengubah cara mengajar dari guru mengajar menjadi siswa belajar. Dari guru yang serba tahu menjadi guru yang menjadi teman belajar.
Siswa yang biasa pasif menjadi siswa yang sangat aktif. Dari siswa yang hanya menerima ilmu menjadi siswa yang akan mencari ilmu. Seolah - olah siswa menjadi “lapar” akan ilmu.
Pembelajaran yang biasa tanpa media pembelajarn menjadi pembelajaran yang penuh media pembelajaran. Pakai laptop, ada Hotspot, ada Internet, ada LCD. Guru sudah tidak pakai kapur lagi yang penuh polusi, atau pakai spidol.
Kelasnya tidak panas, ada AC minimal ada kipas yang menjadikan kelas sejuk. Wah… tentu membutuhkan biaya yang besar dong……..!
Dari mana biaya didapat?
Ya tentu dari orang tua atau wali murid. Ya namanya pendidikan sudah bertaraf internasional membutuhkan biaya besar, sementara dari pemerintah dana yang diberikan terbatas. Jadi solusinya pasti minta pada orang tua / wali murid.
Apakah orang tua sanggup?
Kalau ditanya sanggup apa tidak, pasti dah banyak yang jawab tidak. Makhlum yang namanya manusia tidak mau kehilangan uang, maunya yang serba gratis………..!
Tapi kalau sudah ada landasan hukum dari pemerintah, bahwa sekolah yang bertaraf internasional boleh minta sumbangan pada orang tua / wali murid, pasti semua akan jawab sanggup………………….!
Buktinya.
Sekolah – sekolah yang punya title RSBI apalagi SBI jadi rebutan para wali murid supaya anaknya dapat masuk ke sekolah tersebut. Nah kalau gitu orang tua / wali murid senang dan siap untuk menyumbang demi pendidikan anak – anaknya di sekolah RSBI / SBI.
Tapi bagi yang orang tuanya tidak cukup mapan alias gak punya kemampuan menyumbang atau tidak punya uang seperti saya ini, yah….cukup minta cerita aja sama teman – teman yang ada dikelas RSBI.
Dan ternyata setelah dapat cerita , saya pun tidak ingin masuk ke RSBI apalagi SBI. Selain biaya mahal, murid – murid dibebani pelajaran yang menurut saya berat sekali dah……..
Memang menyenangkan jika kita masuk sekolah yang sudah memiliki status RSBI apalagi SBI. Kelasnya pasti bagus, gurunya mengajar menggunakan media pembelajaran yang berbeda dengan kelas reguler. Proses belajar mengajar menyenangkan sebab siswa yang harus aktif, banyak menggunakan teknologi baik hardwarenya maupun softwarenya. Siswanya juga banyak yang “melek” Teknologi. Hal ini akan jauh berbeda jika kita lihat kelas biasa ( reguler ). Juga guru akan menggunakan dua bahasa.Bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Pasti siswa akan bangga sekali, sebab akan terbiasa menggunakan bahasa internasional.
Guru akan mengubah cara mengajar dari guru mengajar menjadi siswa belajar. Dari guru yang serba tahu menjadi guru yang menjadi teman belajar.
Siswa yang biasa pasif menjadi siswa yang sangat aktif. Dari siswa yang hanya menerima ilmu menjadi siswa yang akan mencari ilmu. Seolah - olah siswa menjadi “lapar” akan ilmu.
Pembelajaran yang biasa tanpa media pembelajarn menjadi pembelajaran yang penuh media pembelajaran. Pakai laptop, ada Hotspot, ada Internet, ada LCD. Guru sudah tidak pakai kapur lagi yang penuh polusi, atau pakai spidol.
Kelasnya tidak panas, ada AC minimal ada kipas yang menjadikan kelas sejuk. Wah… tentu membutuhkan biaya yang besar dong……..!
Dari mana biaya didapat?
Ya tentu dari orang tua atau wali murid. Ya namanya pendidikan sudah bertaraf internasional membutuhkan biaya besar, sementara dari pemerintah dana yang diberikan terbatas. Jadi solusinya pasti minta pada orang tua / wali murid.
Apakah orang tua sanggup?
Kalau ditanya sanggup apa tidak, pasti dah banyak yang jawab tidak. Makhlum yang namanya manusia tidak mau kehilangan uang, maunya yang serba gratis………..!
Tapi kalau sudah ada landasan hukum dari pemerintah, bahwa sekolah yang bertaraf internasional boleh minta sumbangan pada orang tua / wali murid, pasti semua akan jawab sanggup………………….!
Buktinya.
Sekolah – sekolah yang punya title RSBI apalagi SBI jadi rebutan para wali murid supaya anaknya dapat masuk ke sekolah tersebut. Nah kalau gitu orang tua / wali murid senang dan siap untuk menyumbang demi pendidikan anak – anaknya di sekolah RSBI / SBI.
Tapi bagi yang orang tuanya tidak cukup mapan alias gak punya kemampuan menyumbang atau tidak punya uang seperti saya ini, yah….cukup minta cerita aja sama teman – teman yang ada dikelas RSBI.
Dan ternyata setelah dapat cerita , saya pun tidak ingin masuk ke RSBI apalagi SBI. Selain biaya mahal, murid – murid dibebani pelajaran yang menurut saya berat sekali dah……..