Monday, June 1, 2009

SBI latahkah?



Sesungguhnya apa sih yang dimaksud dengan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)? Saya harap ini bukan semacam latah untuk menyampaikan pelajaran dalam bahasa Inggris (bhs Asing) tetapi lebih kepada standar pengajaran yang mengacu pada sistem internasional namun tidak menyimpang dari Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

SBI tidak hanya "menerjemahkan" pembelajaran di kelas menjadi bahasa Inggris!, Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) adalah Sekolah Nasional yang menyelenggarakan pendidikan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) serta memiliki keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan sehingga memiliki daya saing di forum internasional.

Penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia dari masa ke masa lebih banyak bersifat klasikal-masal, yaitu berorientasi kepada kuantitas untuk melayani sebanyak-banyaknya jumlah siswa. Kelemahan yang tampak dari penyelenggaraan pendidikan seperti ini adalah tidak terakomodasinya kebutuhan individual siswa di luar kelompok siswa normal. Padahal hakikat pendidikan adalah untuk memungkinkan peserta didik mengembangkan potensi kecerdasan secara optimal (Depdiknas, 2003 ).

Pembelajaran yang kita rasakan selama ini masih memberikan perlakuan dan layanan yang sama kepada semua siswa dalam satu kelas. Padahal dalam satu kelas siswa – siswi pasti memiliki kemampuan, kecakapan, dan kecerdasan yang berbeda. Sehingga strategi ini dirasakan tidak memberikan “ keadilan “ kepada siswa – siswa yang memiliki kemampuan , kecerdasan yang tinggi. Sebab mereka yang memiliki “kemampuan lebih” harus bersabar mengikuti siswa yang memiliki kemampuan “kurang”. Sehingga perlu bagi mereka yang memiliki kemampuan lebih ini berada pada kelas “ khusus”. Yakni kelas yang menerapkan pembelajaran sesuai Standar Nasional Pendidikan dan ditambah dengan penguatan, pendalaman maupun perluasan SNP sehingga memiliki kwalitas Nasional plus internasional.

Pembelajaran menjadi student center, bukan lagi teacher center. Artinya siswa menjadi pusat belajar, siswa paham tentang kenapa dia harus belajar, dan guru berperan sebagai "teman sejawat", sehingga di kelas yang banyak berbicara adalah siswa.

No comments:

Post a Comment

cursor:url("http://i49.tinypic.com/flvjtl.gif"),text cursor:url("http://i49.tinypic.com/flvjtl.gif"),text